Rabu, 25 Mei 2011

MENKUM HAM BANTAH ADA JARINGAN TERORIS DI PENJARA

MENKUM HAM BANTAH ADA JARINGAN TERORIS DI PENJARA

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/12/18826
Jumat, 20 Mei 2011

Menkum HAM Bantah Ada Jaringan Terori di Penjara
Seperti Ditunjukkan Hasil Penelitian Australia

JAKARTA. Kementerian Hukum dan HAM rupanya tersengat hasil penelitian yang dilakukan sebuah lembaga kajian dari Australia tentang perekrutan teroris yang dilakukan dari dalam penjara-penjara Indonesia. Kementerian yang dipimpin Patrialis Akbar itu pun tegas membantah riset yang dianggap menyudutkan peran lembaga pemasyarakatan itu.
"Jangan kita percaya terhadap hasil wawancara. Faktanya mana" Terorisme di mana-mana muncul," tegas Patrialis usai mengikuti Presidential Lecture di Istana Negara kemarin (19/5).

Menurut menteri dari Partai Amanat Nasional itu, proses deradikalisasi juga dilakukan di dalam penjara terhadap terpidana kasus terorisme. Salah satunya dengan memberikan pemahaman kepada para terpidana tersebut tentang cinta kepada sesama dan bangsa. "Bahwa pengeboman itu bukanlah sesuatu yang jihad. Pengeboman itu pembunuhan, tindakan kriminal," papar Patrialis. "Itu sudah kita sampaikan kok, pokoknya dengan terus-menerus dan dengan berbagai cara."

Penelitian Dr Carl Ungerer dari Australian Strategic Policy Institute yang dipublikasikan situs koran The Australian memperlihatkan, teroris terus membentuk jaringan dengan merekrut anggota mereka dari balik sel. Juga, mengirimkan uang dari penjara ke penjara. Bahkan, mengoordinasikan aksi teror.

Hasil penelitian yang berjudul Jihad, Radikalisasi, dan Pengalaman Penjara Indonesia itu juga menunjukkan, para narapidana terorisme menjalankan bisnis, menggunakan telepon genggam untuk berkotbah kepada pengikut di luar dan mendominasi masjid penjara. Kesimpulan ini dihasilkan dari wawancara 33 pelaku teroris yang pernah dipenjara di Indonesia.

Menurut Patrialis, persoalan terorisme yang kembali muncul sudah di luar kemampuannya. Bahkan, persoalan itu juga muncul di luar lembaga pemasyarakatan. "Jangankan dari dalam, dari luar saja banyak bermunculan," kata Patrialis.
Mengenai program deradikalisasi, mantan angota Komisi III DPR tersebut tidak menyebutkan jumlah napi terorisme yang berhasil dibina. "Kalau ada satu-dua (tidak berhasil dibina) itu manusiawi saja," ujarnya. (fal/ttg/jpnn)

0 reacties:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar